Minggu, 18 Maret 2012

Cerpen Pertamaku :D


Sahabat Riri TRIO THE BEST
            Dipagi yang cerah Riri sedang membereskan barang-barangnya karena pada saat itu Riri akan pindah. Riri terlihat tidak bersemangat saat membereskan barang-barangnya, dalam hati kecilnya dia belum ada persiapan untuk meninggalkan rumahnya itu. Karena, terlalu banyak kenangan-kenangan yang sulit untuk dilupakannya.
Mama Riri       : “Ri..Riri… cepat kesini kita mau berangkat sekarang!”
Riri                  : “Iya mama..tunggu sebentar !” (sambil membereskan barang-barangnya yang                                   masih berada di kamarnya)
            Akhirnya Riri dan keluarganya pun meninggalkan rumahnya itu. Dari kaca mobil, Riri terus memandangi rumahnya sampai tak terlihat lagi.
~ ~ ~
            3 jam berada diperjalanan, akhirnya Riripun sampai dirumah barunya itu. Riripun keluar dari mobilnya, Riri terus memandangi rumah barunya itu. Dari luar rumahnya itu cukup besar dan halaman di sekitarnyapun cukup terawat. Riri tak menyadari bahwa ada seseorang yang sedang mengintip gerak-gerik Riri. Riripun langsung masuk kerumah barunya itu, dan riripun sudah menemukan kamar yang cocok untuknya.
(saat makan malam pertama dirumah baru)
Ayah Riri        : “Ri, bagaimana dengan rumah barunya? Apakah menurutmu nyaman?”    
Riri                  : “Mmmm….Lumayan yah, mungkin lama kelamaan Riri bakalan betah tinggal                                  dirumah ini” (sambil menyantap makanan)
Ayah Riri        : “Oh.. Baguslah kalau begitu” (sambil tersenyum kepada Riri)
Riri                  : “yah, kapan Riri bisa masuk sekolah?”
Ayah Riri        : “besok nak, ayah sudah daaftarkan kamu kesekolah favorite”
Riri                  : “ohehee..” (sambil tersenyum)
~ ~ ~
            Keesokan harinya, cuaca sangat cerah. Riripun sedang sarapan pagi bersama keluarganya. Dan Riripun merasa senang karena dia bisa masuk sekolah lagi. Bisa dibilang kalo Riri tuh orangnya rajin.
            Tak terasa sarapan pagipun selesai, Riripun berpamitan kepada Mamanya ….
Riri                  : “Ma, Riri berangkat kesekolah dulu ya ? Assalamu’alaikum”
Mama Riri       : “Iya, Wa’alaikum Salam”
            Riripun berangkat bersama Ayahnya, karena sekolah Riri bisa dibilang cukup jauh dari rumahnya itu.
            Tak terasa selama diperjalanan. Akhirnya Riripun sampai di sekolah barunya. Riripun langsung masuk kesekolahnya itu diantarkan oleh ayahnya. Sesampainya dikelas, Riri disuruh maju kedepan untuk memperkenalkan diri oleh gurunya.       
Riri                  : “Perkenalkan nama saya Riri Winda Putri, bisa dipanggil Riri. Saya tinggal                           dijalan Melati no.08”
Bu.Guru          : “Stopppp,Cukupp .. anda boleh kembali kebangku anda”
Riri                  : “baik bu” (sambil tersenyum)
            Trengggg…..Trengggg….Trenggg….. Bel istirahatpun berbunyi. Riripun keluar kelas.
Riri                  : “Aduhhhh….!”
Andre              : “Upsssss…. Sorry. Gue ngga liat ada loe disitu”
Riri                  : “Ihhh…. Sopan dongg, Punya mata tuh pake!”
Andre              : “Gue kan udah minta maaf sama loe, kenapa loe malah marah sama gue ?”
Riri                  : “Ahhhh….” (sambil berlari menuju kantin)
            Saat dikantin tidak sengaja Riri menyenggol seseorang yang ada disampingnya …
Nindita                        : “Awwww…” (Nindita Berteriak)
Riri                  : “Upsss, sorry-sorry .. aku ngga liat!” (sambil memegang tangan Nindita)
Nindita                        : “Oh iya gak apa-apa kok! Salah aku juga ngga ngegeser… Oh iya kamu anak                       baru itu ya???”
Riri                  : “Iya, kok kamu tau?”
Nindita                        : “aku kan temen sekelas kamu? Kenalin nama aku Nindita”
Riri                  : “Oheheee… Iya, kenalin nama aku Riri”
Nindita                        : “Udah tau kaleee … kan tadi kamu perkenalan dikelas ?”
Riri                  : “Ohaha.. iya aku lupa ! eh, kamu tau ngga cowok, yang jutek-jutek lumayan                                     ganteng sihhh !”
Nindita                        : “Oh…. Itu sih si Andre, emang sih dia mah orangnya jutek. Tapi sebenernya                                     mah dia tuh orangnya baik. Emangnya kenapa ? kamu suka ?”
Riri                  : “Ihhh.. ENGGAK KALEEE”
Nindita                        : “Ohaha .. kirain suka ..”
            Trenggg…..trengggg….trenggg…. setelah berbincang-bincang, tak terasa bel masuk pun berbunyi .
Riri                  : “Oh iya Nin, belnya udah bunyi tuh ! Kita kekelas yukk ?”
Nindita                        : “Oh iyyaa … Ayooo !!!!”
            Merekapun masuk kekelas mereka dengan senang. Bisa dibilang mereka itu teman dekat atau mungkin bisa dibilang SAHABAT.
~ ~ ~
            Malam itu langit sangat dipenuhi bintang. Riripun keluar rumah untuk melihat pemandangan langit pada malam hari, bintang itupun bagaikan sedang menyelimuti hari Riri bersama sahabatnya yaitu Nindita. Tanpa disadari Riri sedang di perhatikan oleh seorang cowok disebrang sana atau bisa dibilang tetangganya. Si cowok itu sepertinya tidak asing dimata Riri. Ternyata dugaan Riri benar, itu adalah si Jutek Andre. Riripun mengambil batu yang berada di dekatnya.
            Gemprenggg… kaca kamar Andre pun pecah.
Andre              : “Heiii kau, kemari ..!” (andre pun menghampiri Riri)
Riri                  : “Oh, Jadi selama ini kau yang selalu memperhatikanku di seberang sana ?”
Andre              : “sudahlah kau diam, sekarang kau harus tanggung jawab atas segala perbuatan                                yang telah kau buat!”
Riri                  : “baiklah, aku akan tanggung jawab. Asalkan kamu harus janji ngga bakalan                                      Jutek sama aku dan ngga bakalan suka maranh-,marah sama aku! Oke!”
            `              (sambil tertawa)
Andre              : “Ahhhh Elo … iya deh iya gue janji ..” (sambil tertawa)
Riri                  : “Okeh, Deal”
Andre              : “Deal !”
            Dari situlah mereka menjalin suatu persahabatan. Dan mereka memberikan persahabatan mereka nama yaitu TRIO THE BEST.

Selasa, 13 Maret 2012

T E G A R :'(

Kadang,
ada saat dimana aku harus menghadapi semua dengan sendiri
Meski hati menangis,
tak ada pilihan lain selain berusaha untuk tetap TEGAR ....

Biodata CherryBelle

Biodata Cherly - ChiBi

Nama Lengkap : Cherly Yuliana Aggraini
Nama Panggilan : Cherly
TTL : Pekanbaru, 21 Juli 1991
Tinggi : 160cm
Berat : 44kg
Hobby : Singing and dancing
Makanan Fav : Sushi
Angka Fav : Angka Ganjil
Warna Fav : Mejikuhibiniu (semua aja deh)
Tokoh Idola : Doraemon, Chibi Maruko-chan, Mario Bross, Angry Birds, Marsupilami
Spending time : Chitchat dengan orang terdekat, hunting restoran baru, twitter-an, karaoke, guling-gulingan di kasur.

Biodata Angel - ChiBi


Nama Lengkap : Margareth Angelina
Nama Panggilan : Angel
TTL : Jakarta, 5 Oktober 1990
Tinggi : 158cm
Berat : 42kg
Hobby : Dancing
Makanan Fav : Nasi goreng special
Angka Fav : 5
Warna Fav : Pink
Tokoh Idola : Doraemon
Spending time : Nonton film
Biodata Anisa - ChiBi

Nama Lengkap : Anisa Rahma
Nama Panggilan : Anisa
TTL : Bandung, 12 Oktober 1990
Tinggi : 164cm
Berat : 46kg
Hobby : Nyanyi, dance, gambar, melihara kucing, traveling
Makanan Fav : Onde-onde, kepiting, cheese cake, bolu ketan hitam, kebab
Angka Fav : 12, 7, 4
Warna Fav : Merah, pink, ungu
Tokoh Idola : Shinchan, Garfield, Park Bom (2NE1), Yoona (snsd), Taeyang (BIGBANG)
Spending time : Main sama kucing, browsing, nonton dvd, jalan-jalan, makan, nyalon

Biodata Christy - ChiBi

Nama Lengkap : Christy Saura Noela Unu
Nama Panggilan : Christy
TTL : Jakarta, 26 Desember 1990
Tinggi : 156cm
Berat : 40kg
Hobby : Nyanyi dimana aja, kapan aja
Makanan Fav : Bapaooooo
Angka Fav : 8
Warna Fav : Ungu
Tokoh Idola : Anne Hateway, Princess-princess yang ada di Disney, Barbie
Spending time : Iseng masak, nyoba-nyoba make up trus nyanyi-nyanyi di depan kaca (konser di kamar)

Biodata Devi - ChiBi

Nama Lengkap : Devi Noviaty
Nama Panggilan : Devi
TTL : Bandar Lampung, 25 November 1987
Tinggi : 160cm
Berat : 42kg
Hobby : Nyanyi, travelling
Makanan Fav : Chinese Food, Sea Food
Angka Fav : 8, 9, 25
Warna Fav : Biru, hijau
Tokoh Idola : Mother Theresa
Spending time : Jalan-jalan wisata kuliner, nonton film, hangout bareng teman-teman

Biodata Felly - ChiBi

Nama Lengkap : Yefani Filliang
Nama Panggilan : Felly
TTL : Jakarta, 21 Februari 1991
Tinggi : 156cm
Berat : 40kg (yess, udah turun lagi :p)
Hobby : Dance, nyanyi, jalan-jalan, foto-foto
Makanan Fav : Indomie, Fetuccini, Ayam rica-rica
Angka Fav : 8
Warna Fav : Merah
Tokoh Idola : Spongebob
Spending time : Becanda, jalan-jalan, isengin orang, tidur :p

Biodata Gigi - ChiBi

Nama Lengkap : Brigitta Cynthia
Nama Panggilan : Gigi
TTL : Jakarta, 9 Juli 1993
Tinggi : 158cm
Berat : 42kg
Hobby : Dancing
Makanan Fav : Sushi
Angka Fav : 9
Warna Fav : Semua warna kecuali warna gelap
Tokoh Idola : Spongebob
Spending time : Latihan dance

Biodata Auryn - ChiBi

Nama Lengkap : Jessyca Stefani Auryn
Nama Panggilan : Auryn
TTL : Jakarta, 30 Januari 1993
Tinggi : 165cm
Hobby : Baca komik, maen game
Makanan Fav : French Fries, Fetuccini, Steak, Yoghurt, Papaya
Angka Fav : 9,6
Warna Fav : Black, white
Tokoh Idola : Gaara
Spending time : nge-gym, maen game, baca komik

Biodata Wenda - ChiBi

Nama Lengkap : Sarwendah Tan
Nama Panggilan : Wenda
TTL : Jakarta, 29 Agustus 1989
Tinggi : 165cm
Berat : 41kg
Hobby : Fashion, nail art, akting, masak, dance, nyanyi
Makanan Fav : Makanan pedas & manis
Angka Fav : 27
Warna Fav : Merah
Tokoh Idola : Hello Kitty
Spending time : Shopping, memanjakan & merawat diri, nail art, dengerin lagu

C I N T A

Cinta itu bukanlah JANJI ,
tapi cinta adalah keyakinan hati,
tak harus ada DUSTA dan tak pantas untuk DIKHIANATI :D

alyaIP




Untuk Sahabat

Ketika dunia terang, alangkah semakin indah jikalau ada sahabat disisi. Kala langit mendung, begitu tenangnya jika ada sahabat menemani. Saat semua terasa sepi, begitu senangnya jika ada sahabat disampingku. Sahabat. Sahabat. Dan sahabat. Ya, itulah kira-kira sedikit tentang diriku yang begitu merindukan kehadiran seorang sahabat. Aku memang seorang yang sangat fanatik pada persahabatan.

Namun, sekian lama pengembaraanku mencari sahabat, tak jua ia kutemukan. Sampai sekarang, saat ku telah hampir lulus dari sekolahku. Sekolah berasrama, kupikir itu akan memudahkanku mencari sahabat.

Tapi kenyataan dengan harapanku tak sejalan. Beragam orang disini belum juga bisa kujadikan sahabat. Tiga tahun berlalu, yang kudapat hanya kekecewaan dalam menjalin sebuah persahabatan. Memang tak ada yang abadi di dunia ini. Tapi paling tidak, kuharap dalam tiga tahun yang kuhabiskan di sekolahku ini, aku mendapatkan sahabat. Nyatanya, orang yang kuanggap sahabat, justru meninggalkanku kala ku membutuhkannya. “May, nelpon yuk. Wartel buka tuh,” ujar seorang teman yang hampir kuanggap sahabat, Riea pada ‘sahabat’ku yang lain saat kami di perpustakaan. “Yuk, yuk, yuk!” balas Maya, ‘sahabatku’. Tanpa mengajakku Kugaris bawahi, dia tak mengajakku.

Langsung pergi dengan tanpa ada basa-basi sedikitpun. Padahal hari-hari kami di asrama sering dihabiskan bersama. Huh, apalagi yang bisa kulakukan. Aku melangkah keluar dari perpustakaan dengan menahan tangis begitu dasyat. Aku begitu lelah menghadapi kesendirianku yang tak kunjung membaik. Aku selalu merasa tak punya teman. “Vy, gue numpang ya, ke kasur lo,” ujarku pada seorang yang lagi-lagi kuanggap sahabat. Silvy membiarkanku berbaring di kasurnya.

Aku menutup wajahku dengan bantal. Tangis yang selama ini kutahan akhirnya pecah juga. Tak lagi terbendung. Sesak di dadaku tak lagi tertahan. Mengapa mereka tak juga sadar aku butuh teman. Aku takut merasa sendiri. Sendiri dalam sepi begitu mengerikan. Apa kurangku sehingga orang yang kuanggap sahabat selalu pergi meninggalkanku. Aku tak bisa mengerti semua ini. Begitu banyak pengorbanan yang kulakukan untuk sahabat-sahabatku, tapi lagi-lagi mereka ‘menjauhiku’. “Faiy, lo kenapa sih ? kok nangis tiba-tiba,” tanya Silvy padaku begitu aku menyelesaikan tangisku. “Ngga papa, Vy,” aku mencoba tersenyum. Senyuman yang sungguh lirih jika kumaknai. “Faiy, tau nggak ? tadi gue ketemu loh sama dia,” ujar Silvy malu-malu. Dia pasti ingin bercerita tentang lelaki yang dia sukai. Aku tak begitu berharap banyak padanya untuk menjadi sahabatku.

Kurasa semua sama. Tak ada yang setia. Kadang aku merasa hanya dimanfaatkan oleh ‘sahabat-sahabatku’ itu. Kala dibutuhkan, aku didekati. Begitu masalah mereka selesai, aku dicampakkan kembali. “Faiy, kenapa ya, Lara malah jadi jauh sama gue. Padahal gue deket banget sama dia. Dia yamg dulu paling ngerti gue. Sahabat gue,” Silvy curhat padaku tentang Lara yang begitu dekat dengannya, dulu. Sekarang ia lebih sering cerita padaku. Entah mengapa mereka jadi menjauh begitu. “Yah, Vy. Jangan merasa sendirian gitu dong,” balasku tersenyum. Aku menerawang,” Kalau lo sadar, Vy, Allah kan selalu bersama kita. Kita ngga pernah sendirian. Dia selalu menemani kita. Kalau kita masih merasa sendiri juga, berarti jelas kita ngga ingat Dia,” kata-kata itu begitu saja mengalir dari bibirku. Sesaat aku tersadar. Kata-kata itu juga tepat untukku. Oh, Allah, maafkanku selama ini melupakanmu. Padahal Dia selalu bersamaku.

Tetapi aku masih sering merasa sendiri. Sedangkan Allah setia bersama kita sepanjang waktu. Bodohnya aku. Aku ngga pernah hidup sendiri. Ada Allah yang selalu menemaniku. Dan seharusnya aku sadar, dua malaikat bahkan selalu di sisiku. Tak pernah absen menjagaku. Kenapa selama ini aku tak menyadarinya? Dia akan selalu mendengarkan ‘curhatanku’. Dijamin aman. Malah mendapat solusi. Silvy tiba-tiba memelukku. “Sorry banget, Faiy. Seharusnya gue sadar. Selama ini tuh lo yang selalu nemenin gue, dengerin curhatan gue, ngga pernah bete sama gue. Dan lo bisa ngingetin gue ke Dia. Lo shabat gue. Kenapa gue baru sadar sekarang, saat kita sebentar lagi berpisah…” Silvy tak kuasa menahan tangisnya.

Aku merasakan kehampaan sejenak. Air mataku juga ikut meledak. Akhirnya, setelah aku sadar bahwa aku ngga pernah sendiri dan ingat lagi padaNya, tak perlu aku yang mengatakan ‘ingin menjadi sahabat’ pada seseorang. Bahkan malah orang lain yang membutuhkan kita sebagai sahabatnya. Aku melepaskan pelukan kami. “ Makasih ya, Vy. Ngga papa koki kita pisah. Emang kalau pisah, persahabatan bakal putus. Kalau putus, itu bukan persahabatan,” kataku tersenyum. Menyeka sisa-sisa air mataku. Kami tersenyum bersama. Persahabatan yang indah, semoga persahabatan kami diridoi Allah. Sahabat itu, terkadang tak perlu kita cari. Dia yang akan menghampiri kita dengan sendirinya. Kita hanya perlu berbuat baik pada siapapun. Dan yang terpenting, jangan sampai kita melupakan Allah. Jangan merasa sepi. La takhof, wala tahzan, innallaha ma’ana..Dia tak pernah meninggalkan kita. Maka jangan pula tinggalkannya